Lagi buka mbah google ngeliat artikel yang bagus tentang orang yang optimis, mudah mudahan yang lain juga jadi optimis abis baca ini
“Seandainya engkau mengetahui bahwa besok hari kiamat
dan ditanganmu ada sebutir biji kurma, maka tanamlah !”
(Al-Hadits)
“Pelaut Ulung tidak lahir dari laut yang tenang”
Perjuangan hidup itu memerlukan pengorbanan, “No pain
no gain”- Jer basuki mawa bea”. “No Free Lunch” —–Tak ada yang “gratis” dalam
hidup ini, semuanya harus diperjuangkan dengan kerja keras, kerja cerdas serta
kerja ikhlas, selama hayat masih dikandung badan.
Islam mengajarkan sikap dan tindak optimis, karenanya
karakter optimis adalah salahsatu modal dasar keberhasilan hidup, konsep
“fastabiqul khairat”—common virtues, atau berlomba-lomba dalam kebaikan
menunjukkan bahwa sukses itu harus dimulai dengan niat yang lurus, semangat
tinggi, kebersamaan serta sikap optimis karena yakin Allah akan meridhoi segala
usaha kita sepanjang itu dilandasi dengan tekad yang kuat untuk semata-mata
mengabdi kepadaNya. Belajar bagaimana jadi optimis dapat jadi sesuatu yang
sangat sulit, khususnya bagi seseorang yang cenderung memandang segala sesuatu
dengan skeptis. Seseorang yang optimis tidak ‘buta kebahagiaan’ atau
mengabaikan permasalahan. Tapi sebaliknya melakukan pilihan secara terus
menerus untuk merespon dalam tindakan yang membangun baik dalam keadaan positif
ataupun negatif. Tapi sebenarnya setiap orang bisa mengembangkan diri untuk
selalu berpikir positif. Perbedaan dari orang yang berpikiran positif dan orang
berpikiran negatif adalah bagaimana mereka menghadapi sebuah situasi. Seorang
yang pesimis melihat sebuah kejadian buruk sebagai sesuatu yang mempengaruhi
seluruh kehidupannya, terlihat dari pernyataan seperti ‘Tak pernah ada hal
bagus yang terjadi padaku.’ Atau ‘tentu saja ini akan berakibat buruk…bagaimana
jadinya hidupku nanti?’ Saat mengalami kejadian buruk membuat si pesimis semakin
yakin kalau mereka korban ketidakberuntungan. Beda dengan seorang yang optimis,
biasanya memiliki kemampuan untuk mengisolasi hal-hal negatif dan menjaga sikap
serta pemikiran bahwa apa yang dialaminya hanya sebuah kejadian, bagian dari
keseluruhan hidupnya.
Rasulullah SAW telah mengajarkan agar umatnya selalu
optimis, termasuk dalam hal menghadapi kematian, orang yang paling cerdas itu
sabda Rasulullah, adalah orang yang banyak mengingat kematiannya, untuk
kemudian giat mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. Dalam
hadits lain, Rasul mengatakan sekalipun engkau mengetahui bahwa esok adalah
kiamat dan ditanganmu ada sebutir biji kurma, maka tanamlah !, artinya ada
pesan moral yang luhur dari Nabi agar umat Islam senantiasa yakin dan optimis
dengan masa depan, tidak mengeluh, cengeng apalagi putus asa menghadapinya.
Lakukan saja semua ikhtiar sesuai dengan kemampuan, “do what you have to
do”, setelah itu serahkan hasilnya dengan ikhlas (nothing to lose)
serta tawakkal kepada Allah. Dengan demikian tak ada beban hidup ang sia-sia,
karena setiap pekerjaan kita adalah dalam rangka ibadah kepadaNya. Seorang yang
berpikiran optimis melihat kegagalan sebagai kemunduran sesaat, bukan sebuah
kondisi yang permanen. Perbedaan dari cara pandang seorang yang berpikiran
pesimis. Seorang yang memiliki pemikiran optimis memahami bahwa saat mereka
gagal bukan berarti mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk meraihnya,
melainkan hanya sebuah pelajaran yang akan membawa mereka mencapai tujuan
dengan cara lebih sempurna. Dengan belajar dari kesalahan, ke depannya mereka
akan dapat mengurangi kesalahan dalam melakukan sesuatu dan pada akhirnya
melakukan cara yang benar. Orang-orang optimis memilih bersikap tenang dalam
segala siatuasi buruk yang dihadapinya. Orang-orang optimis memahami bagaimana
memisahkan emosi dari situasi yang dihadapinya ini dengan situasi yang
sebenarnya, dan mereka memiliki kemampuan untuk tetap bertindak rasional,
mengatasi situasi dengan kepala dingin di tengah tekanan. Orang-orang optimis
tidak menghadapi permasalahan secara pribadi tapi tetap bersikap obyektif dalam
keadaan apa pun. Jika kita telah memahami bagaimana menjadi seorang yang
optimis di atas, dan mempraktekannya dalam keseharian, lalu mengubah kita
menjadi seseorang yang berpikir positif. Jangan mengharapkan orang-orang di
sekeliling kita langsung menghargai sikap optimis ini, persiapkan diri untuk
mengatasi segala hal negatif tersebut. Berfikir positif- (positifve thinking)
juga perlu kewaspadaan. Dalam keseharian kita perlu berfikir positif. Tentu
saja tanpa harus kehilangan kewaspadaan. Ayo optimis !…
PESAN MORAL
- Tumbuhkan semangat berbagi dan peduli terhadap sesama, karena hanya dengan cara itulah kita akan menjadi mahluk bermanfaat di muka bumi serta menjadikan kita lebih banyak bersyukur kehadirat Allah SWT.
- Jagalah etika dan kesantunan dimanapun dan kapanpun, karena hanya dengan cara itu kita akan menjadi sosok terhormat dan dimuliakan oleh orang lain.
- Kejujuran adalah laksana matauang dimana-mana, dengan kejujuran seseorang akan melintasi kehidupan sosialnya dengan mulus tanpa hambatan, dipercaya oleh lingkungannya, memperoleh banyak keberkahan serta dihormati oleh semua kalangan bukan karena materi, pangkat dan kedudukan tetapi karena kemuliaan pribadi sepanjang masa.
- Jangan sekali-kali susupkan karakter ‘PALING’ dalam diri atau kelompok yang kita ikuti, merasa paling benar, paling pintar, paling kaya, paling tau dan paling-paling lainnya hanya akan membuat kita terisolir dari pergaulan sosial, kehilangan kehormatan serta terjebat kedalam wilayah keangkuhan.
- Dalam pergaulan hendaknya kita selalu menjaga lisan, ibarat ungkapan “Mulutmu adalah harimau-mu”, sebab dari lisan yang tidak terjaga dengan baik, akan menimbulkan fitnah yang akan mengenai diri kita sendiri.
- Janganlah berucap, berfikir, bersikap dan bertindak sombong dan takabur, karena kesombongan dan ketakaburan adalah celah-celah terbesar runtuhnya nilai-nilai kemanusiaan kita dan orang yang sombong tak akan diterima dalam pergaulan sosial dimanapun dan kapanpun
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar