Selasa, 15 Januari 2013

Optimis Dan Jadilah Pemenang , Karena Pesimis Hanya Milik Pecundang !”


Lagi buka mbah google ngeliat artikel yang bagus tentang orang yang optimis, mudah mudahan yang lain juga jadi optimis abis baca ini 
 
“Seandainya engkau mengetahui bahwa besok hari kiamat dan ditanganmu ada sebutir biji kurma, maka tanamlah !”
(Al-Hadits)
“Pelaut Ulung tidak lahir dari laut yang tenang”
Perjuangan hidup itu memerlukan pengorbanan, “No pain no gain”- Jer basuki mawa bea”. “No Free Lunch” —–Tak ada yang “gratis” dalam hidup ini, semuanya harus diperjuangkan dengan kerja keras, kerja cerdas serta kerja ikhlas, selama hayat masih dikandung badan.

Islam mengajarkan sikap dan tindak optimis, karenanya karakter optimis adalah salahsatu modal dasar keberhasilan hidup, konsep “fastabiqul khairat”—common virtues, atau berlomba-lomba dalam kebaikan menunjukkan bahwa sukses itu harus dimulai dengan niat yang lurus, semangat tinggi, kebersamaan serta sikap optimis karena yakin Allah akan meridhoi segala usaha kita sepanjang itu dilandasi dengan tekad yang kuat untuk semata-mata mengabdi kepadaNya. Belajar bagaimana jadi optimis dapat jadi sesuatu yang sangat sulit, khususnya bagi seseorang yang cenderung memandang segala sesuatu dengan skeptis. Seseorang yang optimis tidak ‘buta kebahagiaan’ atau mengabaikan permasalahan. Tapi sebaliknya melakukan pilihan secara terus menerus untuk merespon dalam tindakan yang membangun baik dalam keadaan positif ataupun negatif. Tapi sebenarnya setiap orang bisa mengembangkan diri untuk selalu berpikir positif. Perbedaan dari orang yang berpikiran positif dan orang berpikiran negatif adalah bagaimana mereka menghadapi sebuah situasi. Seorang yang pesimis melihat sebuah kejadian buruk sebagai sesuatu yang mempengaruhi seluruh kehidupannya, terlihat dari pernyataan seperti ‘Tak pernah ada hal bagus yang terjadi padaku.’ Atau ‘tentu saja ini akan berakibat buruk…bagaimana jadinya hidupku nanti?’ Saat mengalami kejadian buruk membuat si pesimis semakin yakin kalau mereka korban ketidakberuntungan. Beda dengan seorang yang optimis, biasanya memiliki kemampuan untuk mengisolasi hal-hal negatif dan menjaga sikap serta pemikiran bahwa apa yang dialaminya hanya sebuah kejadian, bagian dari keseluruhan hidupnya.

Rasulullah SAW telah mengajarkan agar umatnya selalu optimis, termasuk dalam hal menghadapi kematian, orang yang paling cerdas itu sabda Rasulullah, adalah orang yang banyak mengingat kematiannya, untuk kemudian giat mempersiapkan bekal untuk kehidupan di akhirat kelak. Dalam hadits lain, Rasul mengatakan sekalipun engkau mengetahui bahwa esok adalah kiamat dan ditanganmu ada sebutir biji kurma, maka tanamlah !, artinya ada pesan moral yang luhur dari Nabi agar umat Islam senantiasa yakin dan optimis dengan masa depan, tidak mengeluh, cengeng apalagi putus asa menghadapinya. Lakukan saja semua ikhtiar sesuai dengan kemampuan, “do what you have to do”, setelah itu serahkan hasilnya dengan ikhlas (nothing to lose) serta tawakkal kepada Allah. Dengan demikian tak ada beban hidup ang sia-sia, karena setiap pekerjaan kita adalah dalam rangka ibadah kepadaNya. Seorang yang berpikiran optimis melihat kegagalan sebagai kemunduran sesaat, bukan sebuah kondisi yang permanen. Perbedaan dari cara pandang seorang yang berpikiran pesimis. Seorang yang memiliki pemikiran optimis memahami bahwa saat mereka gagal bukan berarti mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk meraihnya, melainkan hanya sebuah pelajaran yang akan membawa mereka mencapai tujuan dengan cara lebih sempurna. Dengan belajar dari kesalahan, ke depannya mereka akan dapat mengurangi kesalahan dalam melakukan sesuatu dan pada akhirnya melakukan cara yang benar. Orang-orang optimis memilih bersikap tenang dalam segala siatuasi buruk yang dihadapinya. Orang-orang optimis memahami bagaimana memisahkan emosi dari situasi yang dihadapinya ini dengan situasi yang sebenarnya, dan mereka memiliki kemampuan untuk tetap bertindak rasional, mengatasi situasi dengan kepala dingin di tengah tekanan. Orang-orang optimis tidak menghadapi permasalahan secara pribadi tapi tetap bersikap obyektif dalam keadaan apa pun. Jika kita telah memahami bagaimana menjadi seorang yang optimis di atas, dan mempraktekannya dalam keseharian, lalu mengubah kita menjadi seseorang yang berpikir positif. Jangan mengharapkan orang-orang di sekeliling kita langsung menghargai sikap optimis ini, persiapkan diri untuk mengatasi segala hal negatif tersebut. Berfikir positif- (positifve thinking) juga perlu kewaspadaan. Dalam keseharian kita perlu berfikir positif. Tentu saja tanpa harus kehilangan kewaspadaan. Ayo optimis !…

PESAN MORAL
  • Tumbuhkan semangat berbagi dan peduli terhadap sesama, karena hanya dengan cara itulah kita akan menjadi mahluk bermanfaat di muka bumi serta menjadikan kita lebih banyak bersyukur kehadirat Allah SWT.
  • Jagalah etika dan kesantunan dimanapun dan kapanpun, karena hanya dengan cara itu kita akan menjadi sosok terhormat dan dimuliakan oleh orang lain. 
  • Kejujuran adalah laksana matauang dimana-mana, dengan kejujuran seseorang akan melintasi kehidupan sosialnya dengan mulus tanpa hambatan, dipercaya oleh lingkungannya, memperoleh banyak keberkahan serta dihormati oleh semua kalangan bukan karena materi, pangkat dan kedudukan tetapi karena kemuliaan pribadi sepanjang masa.
  • Jangan sekali-kali susupkan karakter ‘PALING’ dalam diri atau kelompok yang kita ikuti, merasa paling benar, paling pintar, paling kaya, paling tau dan paling-paling lainnya hanya akan membuat kita terisolir dari pergaulan sosial, kehilangan kehormatan serta terjebat kedalam wilayah keangkuhan.
  • Dalam pergaulan hendaknya kita selalu menjaga lisan, ibarat ungkapan “Mulutmu adalah harimau-mu”, sebab dari lisan yang tidak terjaga dengan baik, akan menimbulkan fitnah yang akan mengenai diri kita sendiri. 
  • Janganlah berucap, berfikir, bersikap dan bertindak sombong dan takabur, karena kesombongan dan ketakaburan adalah celah-celah terbesar runtuhnya nilai-nilai kemanusiaan kita dan orang yang sombong tak akan diterima dalam pergaulan sosial dimanapun dan kapanpun
Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar