Senin, 07 Januari 2013

BERAS dan NASI

Beras tidak akan menjadi nasi jika tidak dimasak dan di campur dengan  air. Dimasak dengan api yang tidak terlalu besar hingga berubah menjadi nasi.Dan saat memasak jangan menggunakan air terlalu banyak karena beras yang tadi di masak akan menjadi bubur.Nasi adalah makanan pokok   
Bermula dari SAWAH. Sawah adalah lahan usaha pertanian yang secara fisik berpermukaan rata, dibatasi oleh pematang, serta dapat ditanami padi, palawija atau tanaman budidaya lainnya.
Kebanyakan sawah digunakan untuk bercocok tanam padi. Untuk keperluan ini, sawah harus mampu menyangga genangan air karena padi memerlukan penggenangan pada periode tertentu dalam pertumbuhannya. Untuk mengairi sawah digunakan sistem irigasi dari mata air, sungai atau air hujan. Sawah yang terakhir dikenal sebagai sawah tadah hujan, sementara yang lainnya adalah sawah irigasi. Padi yang ditanam di sawah dikenal sebagai padi lahan basah (lowland rice).
Dan ada juga PETANI. Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau flax untuk penenunan dan pembuatan pakaian.
Data sensus penduduk yang dirilis Badan Pusat Statistik menyatakan, penduduk usia kerja pada Februari 2010 mengalami peningkatan sebesar 2,76 juta orang dibandingkan Februari 2009, yaitu dari 168,26 juta orang menjadi 171,02 juta orang.
Pada bulan itu, sekitar 67,83 persen dari seluruh penduduk usia kerja merupakan tenaga kerja aktif dalam kegiatan ekonomi dan disebut dengan angkatan kerja yang besarnya mencapai 116,00 juta orang. Jumlah ini meningkat sebanyak 2,17 juta orang (1,91 persen) dibandingkan dengan keadaan Agustus 2009, dan meningkat sebesar 2,26 juta orang (2,00 persen) dibandingkan keadaan Februari 2009.

Berdasarkan lapangan pekerjaan pada Februari 2010, dari 107,41 juta orang yang bekerja, paling banyak bekerja di sektor pertanian yaitu 42,83 juta orang (39,88 persen), disusul sektor perdagangan sebesar 22,21 juta orang (20,68 persen), dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar 15,62 juta orang (14,54 persen).

Selama satu tahun terakhir peningkatan jumlah pekerja tertinggi terjadi pada sektor jasa kemasyarakatan yang mengalami peningkatan 2,01 juta orang diikuti oleh sektor industri dengan kenaikan 430 ribu orang.

Dan kebanyakan petani di indonesia menanam padi karena kebanyakan penduduk indonesia mengkonsumsi nasi sebagai makanan pokoknya.Para petani juga mempunyai perkumpulan seperti Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI)
Padi adalah salah satu tanaman budidaya terpenting dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa disebut sebagai padi liar. Hasil dari pengolahan padi dinamakan beras
Produksi padi dunia menempati urutan ketiga dari semua serealia, setelah jagung dan gandum. Namun demikian, padi merupakan sumber karbohidrat utama bagi mayoritas penduduk dunia.
Beberapa Hama yang menyerang Padi:
Penggerek batang padi putih ("sundep", Scirpophaga innotata)
Wereng batang punggung putih (Sogatella furcifera)
Wereng coklat (Nilaparvata lugens)
Wereng hijau (Nephotettix impicticeps)
Lembing hijau (Nezara viridula)
Walang sangit (Leptocorisa oratorius)
Ganjur (Pachydiplosis oryzae)
Lalat bibit (Arterigona exigua)
Ulat tentara/Ulat grayak (Spodoptera litura dan S. exigua)
Tikus sawah (Rattus argentiventer
Tanah di indonesia adalah tanah yang subur karna di indonesia banyak terdapat gunung-gunung yang berada di setiap pulaunya dan menjadikan tanah subur.
Jenis tanah akan berpengaruh pada kesuburan tanah. Berdasarkan bahan induk dan proses perubahan yang disebabkan oleh tenaga eksogen, tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut.
1. Tanah Podzol/Andosol
Tanah podzol adalah tanah yang terjadi karena pengaruh dari tinggi rendahnya curah hujan. Tanah jenis ini sifatnya mudah basah jika kena air. Merupakan jenis tanah yang subur. Warnanya kuning dan kuning kelabu. Di Indonesia jenis tanah tersebut terdapat di daerah pegunungan tinggi.
2. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang terjadi karena suhu udara tinggi dan curah hujan tinggi, mengakibatkan berbagai mineral yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan larut dan meninggalkan sisa oksida besi dan aluminium. Tanah laterit terdapat di beberapa wilayah di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.3. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan (bahan organik). Tanah humus ini sangat subur dan cocok untuk lahan pertanian, warnanya kehitaman. Tanah jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Su lawesi dan Papua.
4. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah tersebut sangat subur. Banyak daerah pertanian diusahakan di daerah vulkanis. Tanah jenis ini terdapat di Pulau Jawa bagian utara, Sumatra, Bali, Lombok, Halmahera, dan Sulawesi. Pulau Jawa dan Sumatra merupakan pulau yang paling banyak mempunyai gunung berapi sehingga paling luas tanah vulkanisnya.
5. Tanah Padas
Tanah padas adalah tanah yang amat padat, karena mineral di dalamnya dikeluarkan oleh air yang terdapat di lapisan tanah sebelah atasnya. Jenis tanah ini terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia.
6. Tanah Endapan/Aluvial
Tanah endapan adalah tanah yang terjadi akibat pengendapan batuan induk yang telah mengalami proses pelarutan, pada umumnya merupakan tanah yang subur. Jenis tanah ini terdapat di Jawa bagian utara, Sumatra bagian timur, Kalimantan bagian barat dan selatan. Tanah ini cocok ditanami padi, palawija, tembakau, tebu, sayuran, kelapa, dan buah-buahan. Jenis tanah endapan adalah tanah endapan laterit, tanah endapan pasir, dan tanah endapan vulkanis.
7. Tanah Terrarosa/Mediteran
Tanah terrarosa adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanah ini banyak terdapat di dasar dolina-dolina dan merupakan tanah pertanian yang subur di daerah batu kapur. Tanah itu banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.
8. Tanah Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan kapur, pasir dan tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Tanah mergel termasuk jenis tanah yang subur dan banyak terdapat di lereng pegunungan dan dataran rendah, misalnya Solo (Jawa Tengah), Madiun, dan Kediri (Jawa Timur).
9. Tanah Kapur
Tanah kapur adalah tanah yang terjadi dari bahan induk kapur (batu endapan) dan telah mengalami laterisasi lemah. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.
10. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen, dan tidak berstruktur. Tanah pasir kurang baik untuk pertanian karena sedikit mengandung bahan organik. Tanah pasir banyak terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.
11. Tanah Gambut/Rawa
Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang selalu tergenang air (rawa). Sedikitnya kandungan unsur hara dan peredaran udara di dalamnya yang tidak lancar, menyebabkan proses penghancuran tanah menjadi tidak sempurna. Tanah jenis ini kurang baik untuk pertanian. Jenis tanah ini terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Jenis tanah akan berpengaruh pada kesuburan tanah. Berdasarkan bahan induk dan proses perubahan yang disebabkan oleh tenaga eksogen, tanah di Indonesia dibedakan menjadi beberapa jenis seperti berikut.
1. Tanah Podzol/Andosol
Tanah podzol adalah tanah yang terjadi karena pengaruh dari tinggi rendahnya curah hujan. Tanah jenis ini sifatnya mudah basah jika kena air. Merupakan jenis tanah yang subur. Warnanya kuning dan kuning kelabu. Di Indonesia jenis tanah tersebut terdapat di daerah pegunungan tinggi.
2. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah yang terjadi karena suhu udara tinggi dan curah hujan tinggi, mengakibatkan berbagai mineral yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan larut dan meninggalkan sisa oksida besi dan aluminium. Tanah laterit terdapat di beberapa wilayah di Jawa Timur, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat.
3. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah hasil pelapukan tumbuh-tumbuhan (bahan organik). Tanah humus ini sangat subur dan cocok untuk lahan pertanian, warnanya kehitaman. Tanah jenis ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Su lawesi dan Papua.
4. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah hasil pelapukan bahan padat dan bahan cair yang dikeluarkan oleh gunung berapi. Tanah tersebut sangat subur. Banyak daerah pertanian diusahakan di daerah vulkanis. Tanah jenis ini terdapat di Pulau Jawa bagian utara, Sumatra, Bali, Lombok, Halmahera, dan Sulawesi. Pulau Jawa dan Sumatra merupakan pulau yang paling banyak mempunyai gunung berapi sehingga paling luas tanah vulkanisnya.
5. Tanah Padas
Tanah padas adalah tanah yang amat padat, karena mineral di dalamnya dikeluarkan oleh air yang terdapat di lapisan tanah sebelah atasnya. Jenis tanah ini terdapat hampir di seluruh wilayah Indonesia.
6. Tanah Endapan/Aluvial
Tanah endapan adalah tanah yang terjadi akibat pengendapan batuan induk yang telah mengalami proses pelarutan, pada umumnya merupakan tanah yang subur. Jenis tanah ini terdapat di Jawa bagian utara, Sumatra bagian timur, Kalimantan bagian barat dan selatan. Tanah ini cocok ditanami padi, palawija, tembakau, tebu, sayuran, kelapa, dan buah-buahan. Jenis tanah endapan adalah tanah endapan laterit, tanah endapan pasir, dan tanah endapan vulkanis.
7. Tanah Terrarosa/Mediteran
Tanah terrarosa adalah tanah yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur. Tanah ini banyak terdapat di dasar dolina-dolina dan merupakan tanah pertanian yang subur di daerah batu kapur. Tanah itu banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.
8. Tanah Mergel
Tanah mergel adalah tanah yang terjadi dari campuran batuan kapur, pasir dan tanah liat. Pembentukan tanah mergel dipengaruhi oleh hujan yang tidak merata sepanjang tahun. Tanah mergel termasuk jenis tanah yang subur dan banyak terdapat di lereng pegunungan dan dataran rendah, misalnya Solo (Jawa Tengah), Madiun, dan Kediri (Jawa Timur).
9. Tanah Kapur
Tanah kapur adalah tanah yang terjadi dari bahan induk kapur (batu endapan) dan telah mengalami laterisasi lemah. Jenis tanah ini terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatra.
10. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah hasil pelapukan batuan beku dan sedimen, dan tidak berstruktur. Tanah pasir kurang baik untuk pertanian karena sedikit mengandung bahan organik. Tanah pasir banyak terdapat di pantai barat Sumatra Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi.
11. Tanah Gambut/Rawa
Tanah gambut adalah tanah yang berasal dari bahan organik yang selalu tergenang air (rawa). Sedikitnya kandungan unsur hara dan peredaran udara di dalamnya yang tidak lancar, menyebabkan proses penghancuran tanah menjadi tidak sempurna. Tanah jenis ini kurang baik untuk pertanian. Jenis tanah ini terdapat di pantai timur Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
Beras adalah bagian bulir padi (gabah) yang telah dipisah dari sekam. Sekam (Jawa merang) secara anatomi disebut 'palea' (bagian yang ditutupi) dan 'lemma' (bagian yang menutupi). Pada salah satu tahap pemrosesan hasil panen padi, gabah ditumbuk dengan lesung atau digiling sehingga bagian luarnya (kulit gabah) terlepas dari isinya. Bagian isi inilah, yang berwarna putih, kemerahan, ungu, atau bahkan hitam, yang disebut beras.
Bermacam macam warna beras:
Beras "biasa" yang berwarna putih agak transparan karena hanya memiliki sedikit aleuron, dan kandungan amilosa umumnya sekitar 20%. Beras ini mendominasi pasar beras.
Beras merah, akibat aleuronnya mengandung gen yang memproduksi antosianin yang merupakan sumber warna merah atau ungu.
Beras hitam, sangat langka, disebabkan aleuron dan endospermia memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi sehingga berwarna ungu pekat mendekati hitam.
Ketan (atau beras ketan), berwarna putih, tidak transparan, seluruh atau hampir seluruh patinya merupakan amilopektin.
Ketan hitam, merupakan versi ketan dari beras hitam.
Kita juga harus bangga pada tahun 2008 kita mencapai kembali swasembada beras yang dulu juga pernah kita capai.Lebih dari 24 tahun menunggu, akhirnya swasembada beras tercapai juga. Swasembada tahun 2008 ini berbeda dibandingkan tahun 1984 karena swasembada kali ini tanpa sedikit pun dibarengi impor beras. Lain cerita pada 1984, di mana swasembada masih dibarengi dengan impor beras 414.300 ton.
Dan pada tahun 2009 kita juga bisa mengekspor beras ke beberapa negara.
 Surplus beras yang terus membengkak pada tiap pergudangan beras, membuat Perum Bulog semakin memutar otak untuk mencari negara tujuan ekspor seperti Malaysia, Filipina, Brunei dan Timor Leste.
Demikian dikatakan Direktur Utama Utama Perum Bulog Mustafa Abubakar kepada wartawan di Jakarta, kemarin. "Kita sudah lakukan pembicaraan dengan beberapa negara seperti; Filipina, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Timor Leste, namun belum ada jadwal resminya," jelasnya.
Lanjutnya, kalau rencana kita realisai ekspor beras paling lambat dilakukan menjelang akhir tahun. Sementara soal stok beras sekarang, ia menjelaskan kita sudah alami surplus stok sekitar 15% sampai 20% dari target produksi petani 2009 sekitar 3-4 juta ton.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Anton Apriyantono pernah mengatakan, pemerintah bakal merealisasikan rencana ekspor beras organik. Adapun negara tujuannya, masih negara tetangga di kawasan asing.
Tambahnya, namun untuk sumbernya bisa saja diambil dari daerah Tasikmalaya dan daerah lainnya. Harapan dilakukannya ekspor beras Organik adalah untuk memberikan nilai tambah pada beras organik produk Indonesia.

Beras pun selalu menggalami kenaikan ketika mendekati hari Raya Idul fitri, hari Natal,dan hari raya lainnya. 
Konsumsi beras masyarakat Indonesia menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 139 kg per kapita per tahun atau merupakan tertinggi di dunia. Konsumsi beras negara lainnya di Asia, seperti Jepang 60 kg dan Malaysia 80 kg per kapita per tahun.
Pada 2003 turun menjadi 109,7 kilogram, karena masyarakat mulai mengonsumsi pangan dengan bahan yang beragam. Selanjutnya pada tahun 2004 rata-rata konsumsi beras naik drastis menjadi 138,81 kilogram, dan sejak 2005 mencapai 139,15 kilogram per kapita per tahun.
Peningkatan konsumsi beras per kapita tersebut tentu saja berdampak pada semakin tingginya kebutuhan beras dalam negeri sehingga menuntut penyediaan yang semakin meningkat pula.
Menurut BPS, produksi padi secara nasional selama lima tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang cukup berarti yakni dari 54,08 juta ton gabah kering giling pada 2004 menjadi 60,32 juta ton tahun 2008 dan pada 2009 ditargetkan 63,84 juta ton.
Sementara itu kebutuhan beras untuk konsumsi penduduk sebesar 30,57 juta ton jika asumsi penduduk Indonesia 219 juta jiwa dengan konsumsi per kapita 139,15 kg per tahun.
Meskipun produksi beras dalam negeri hingga saat ini masih mampu mencukupi kebutuhan penduduk, namun bukan berarti suatu saat tidak akan terjadi kekurangan, sehingga Indonesia harus mengimpor beras sebagaimana terjadi pada 2006 dan 2007.
Data BPS menyebutkan, pada 2006 impor beras Indonesia hampir mencapai 440 ribu ton kemudian pada 2007 menjadi 1,3 juta ton.Pada 2008 turun ke angka 289 ribu ton.
Tingginya konsumsi beras tak lepas dari sikap masyarakat yang semakin menjadikan komoditas tersebut sebagai pangan utama menggeser pangan lokal yang selama ini menjadi makanan pokok mereka.

Berlanjut ke Nasi. Nasi adalah beras yang telah direbus dan ditanak. Proses perebusan beras dikenal juga sebagai 'tim'. Penanakan diperlukan untuk membangkitkan aroma nasi dan membuatnya lebih lunak tetapi tetap terjaga konsistensinya.
Komsumsi nasi di indonesia juga tertinggi di asia atau mungkin juga di dunia.
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Achmad Suryana, mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statitistik (BPS) tahun 2009 lalu, konsumsi beras Indonesia sebesar 139 kilogram per kapita per tahun. Padahal, rata-rata konsumsi beras masyarakat dunia hanya 60 kilogram per kapita per tahun.
''Artinya masyarakat kita makan beras lebih dari dua kali lipat dari rata-rata konsumsi masyarakat dunia,'' ujar Achmad Suryana di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Kamis (16/9).
Tingkat Konsumsi Beras Dunia
Negara                                     Konsumsi (kapita/tahun)
Indonesia                                 139 kilogram
Jepang                                     60 kilogram
Malaysia                                   80 kilogram
Thailand                                   70 kilogram
Brunei Darussalam                     80 kilogram
Rata-rata Dunia                         60 kilogram
Pemerintah juga mendorong masyarakat untuk mengganti sesekali nasi dengan singkong, jagung, sagu, dll.Karena konsumsi nasi di indonesia terlalu banyak dan nantinya kita menjadi ketergantungan dengan nasi padahal banyak makanan pengganti nasi lainnya.
Sebenarnya produksi singkong selalu meningkat setiap tahunya .
Data yang dirilis oleh Kementerian Pertanian menunjukkan produksi singkong pada tahun 2000 sebesar 16,1 juta ton; naik menjadi 19,4 juta ton pada tahun 2004 dan terus mumbul menjadi 22 juta ton pada tahun 2009. Kenaikan tersebut disebabkan oleh membaiknya produktivitas tanaman singkong di sejumlah sentra produksi seperti Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
“Petani sudah banyak yang melakukan pemupukan dan pengolahan lahan sehingga produktivitas meningkat,” ujar Direktur Budidaya Kacang-Kacangan dan Umbi-Umbian Muchlizar Murkan
Dan produksi jagung juga meningkat di setiap tahunya
Produksi jagung diperkirakan akan mencapai 60,93 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), meningkat 1,13% atau 0,68 juta ton dibandingkan produksi tahun 2008.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan mengatakan dengan produksi padi ini maka swasembada beras pasti terjadi dan wacana ekspor beras bisa dilanjutkan. "Kalau dibanding kenaikan jumlah penduduk, kenaikan produksi beras ini mampu memenuhi laju pertumbuhan penduduk. Jadi swasembada pasti, dan wacana ekspor bisa dilanjutkan,"

Walau produksinya tidak sebanyak jangung dan singkong sagu pun berpotensi menjadi makanan pokok pengganti nasi.
 Direktur Bina Pengembangan Hutan Tanaman Dephut Bejo Santoso di Jakarta, Senin (16/3), menyatakan kecenderungan pemanfaatan bahan bakar nabati yang semakin meningkat membuat HTI sagu layak dilirik sebagai sebuah investasi yang potensial.
Selain itu, Bejo juga mengungkapkan, investasi HTI sagu layak dilirik karena besarnya kebutuhan pangan nasional. Menurut sejumlah ahli, Indonesia cukup memiliki satu juta hektare tanaman sagu untuk memenuhi kebutuhan karbohidrat nasional.
Bejo juga menyatakan, Indonesia memiliki sejumlah wilayah yang layak untuk dikembangkan sebagai HTI sagu, di antaranya, Riau, Papua Barat, Sulawesi Tengah, Maluku dan Kalimantan Barat."Habitat sagu memang spesifik, seperti di rawa-rawa yang selalu tergenang air. Jadi tidak semua wilayah bisa dikembangkan HTI Sagu," katanya.
Menurut Bejo, dengan potensi produksi sagu mencapai 110 ton per hektare, maka dengan produksi seluas 1.000 hektare per tahun bisa diperoleh Sagu sebesar 110.000 ton per tahun.
Dia melanjutkan, potensi HTI sagu setiap tahun meningkat sebab jumlah pohon akan selalu bertambah karena Sagu berkembang biak secara tunas.
Dan mengenaskan lagi di saat orang orang mengatakan bahwa negeri kita adalah negeri surga masih penduduk yang mengalami kemiskinan di indonesia ini.
Jumlah penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah Garis Kemiskinan di Indonesia) pada Bulan Maret 2009 sebesar 32,53 juta (14,15 persen). Dibandingkan dengan penduduk miskin pada Bulan Maret 2008 yang berjumlah 34,96 juta (15,42 persen), berarti jumlah penduduk miskin turun sebesar 2,43 juta.

Selama periode Maret 2008-Maret 2009, penduduk miskin di daerah perdesaan berkurang 1,57 juta, sementara di daerah perkotaan berkurang 0,86 juta orang.

Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan perdesaan tidak banyak berubah. Pada Bulan Maret 2009, sebagian besar (63,38 persen) penduduk miskin berada di daerah perdesaan.

Peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Bulan Maret 2009, sumbangan Garis Kemiskinan Makanan terhadap Garis Kemiskinan sebesar 73,57 persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai Garis Kemiskinan adalah beras, gula pasir, telur, mie instan, tahu dan tempe. Untuk komoditi bukan makanan adalah biaya perumahan, biaya listrik, angkutan dan minyak tanah.

Pada periode Maret 2008-Maret 2009, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) dan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) menunjukkan kecenderungan menurun. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.
Pemerintah juga harus memikirkan rakyat rakyat yang sedang ada di dalam garis kemiskinan dengan program program yang mengguntungkan rakyat dengan usaha kecil dan menengah  yang di rencanakan pemerintah.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Padi
http://id.wikipedia.org/wiki/Beras
http://www.detikfinance.com/read/2009/03/02/153925/1092924/4/produksi-padi-2009-diprediksi-capai-6093-juta-ton
http://www.inilah.com/berita/ekonomi/2009/12/25/242611/beras-tetap-teratas-pangan-lokal-kian-tertinggal/
http://www.inilah.com/news/read/ekonomi/2009/08/30/148943/indonesia-bakal-ekspor-beras-ke-4-negara-tetangga/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar