Sabtu, 30 Maret 2013

INDUKTIF



Penalaran induktif adalah cara berpikir dengan menarik kesimpulan umum dari pengamatan atas gejala-gejala yang bersifat khusus. Misalnya pada pengamatan atas logam besi, alumunium, tembaga dan sebagainya. Jika dipanasi ternyata menunjukkan bertambah panjang. Dari sini dapat disimpulkan secara umum bahwa logam jika dipanaskan akan bertambah panjang. Biasanya penalaran induktif ini disusun berdasarkan pengetahuan yang dianut oleh penganut empirisme.
contoh penalaran induktif adalah :kerbau punya mata. anjing punya mata. kucing punya mata:. setiap hewan punya matapenalaran induktif membutuhkan banyak sampel untuk mempertinggi tingkat ketelitian premis yang diangkat. untuk itu penalaran induktif erat dengan pengumpulan data dan statistik.
Selanjutnya pengertian penalaran induktif menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 :14) istilah penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya :
1. cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Contohnya dalam menggunakan preposisi spesifik seperti:
Es ini dingin. (atau: Semua es yang pernah kusentuh dingin.)
Bola biliar bergerak ketika didorong tongkat. (atau: Dari seratus bola biliar yang didorong tongkat, semuanya bergerak.)
Untuk membedakan preposisi umum seperti:
Semua es dingin.
Semua bola biliar bergerak ketika didorong tongkat.
Induksi kuat:
Semua burung gagak yang kulihat berwarna hitam.
Induksi lemah:
Aku selalu menggantung gambar dengan paku.
Banyak denda mengebut diberikan pada remaja.
Penalaran induktif dimulai dengan pengamatan khusus yang diyakini sebagai model yang menunjukkan suatu kebenaran atau prinsip yang dianggap dapat berlaku secara umum.
Perbedaan dari penalaran deduktif dan induktif adalah, penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik, sementara penalaran induktif menguji informasi yang spesifik, yang mungkin berupa banyak potongan informasi yang spesifik, untuk menarik suatu kesimpulan umum.
Jenis – jenis penalaran induktif yaitu :
1. Generalisasi yaitu proses penalaran dengan cara menarik kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data.
Contoh :
Hasil UTS mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas 3EA06 telah keluar. Ternyata dari 40 mahasiswa hanya 10 orang yang mendapat nilai 90. Setengahnya mendapat nilai antara 80 – 65 dan tidak ada seorang pun yang mendapat nilai di bawah 65. Itu berarti dapat disimpulkan bahwa mahasiswa kelas 3EA06 cukup pintar dalam mengerjakan soal Bahasa Indonesia.
Macam – macam generalisasi :
·                     a. Generalisasi sempurna yaitu generalisasi dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan penyelidikan. Contoh : sensus penduduk
·                     b. Generalisasi tidak sempurna yaitu generalisasi dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomena yang diselidiki diterapkan juga untuk semua fenomena yang belum diselidiki. Generalisasi ini dapat menghasilkan kebenaran bila melalui pengujian yang benar.
2. Analogi yaitu cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang memilki sifat yang sama.
Contoh :
Danih adalah seorang altlet lari kebanggaan Indonesia. Setiap hari dia selalu berlatih keras untuk meningkatkan kemampuan berlarinya. Demikian juga dengan Sandy, dia merupakan seorang polisi yang memerlukan fisik yang kuat untuk menjalankan tugasnya sebagai aparat penegak hukum. Keduanya membutuhkan mental dan fisik yang kuat untuk bertanding atau mambantu masyarakat melawan kejahatan. Oleh karena itu, untuk menjadi atlet dan polisi harus memilki mental dan fisik yang kuat dengan cara selalu berlatih.
3. Hubungan kausal yaitu penalaran yang diperoleh dari gejala – gejala yang saling berhubungan.
Contoh :
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan emas memuai
Macam – macam hubungan kausal :
·                     a. Sebab - akibat
Contoh :
Sejumlah pengusaha angkutan di Bantul terpaksa gulung tikar karena pendapatan yang mereka peroleh tidak bisa menutup biaya operasional. Minimnya pendapatan karena sebagian besar penumpang membayar ongkos dibawah ketentuan tarif yang sudah ditetapkan, akibat ketidakmampuan ekonomi. (Sumber : Kompas, 10 Mei 2008).
·                     b. Akibat -sebab
Contoh :
Andi mendapat nilai yang memuaskan pada ujian semester kenaikan kelas. Dia mendapat rangking pertama di kelasnya. Hasil yang diperoleh Andi ini dia dapatkan karena belajar yang sangat tekun setiap harinya.
·                     c Akibat – akibat
Contoh :
Kemarin Lusi mengalami kecelakaan akibat menabrak pembatas jalan. Akibat dari kecelakaan tersebut dia mengalami patah kaki dan harus dirawat di rumah sakit.

Sumber :  
http://pratiwi-19.blogspot.com/2012/03/penalaran-induktif_683.html
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/04/definisi-penalaran-induktif-dan-contohnya/
http://robiantocokro.wordpress.com/2011/12/13/penalaran-induktif/
http://bachtiarseptiadi.blogspot.com/2012/12/penalaran-induktif.html

Deduktif

A.                 Pengertian
Penalaran deduktif adalah proses penalaran yang berdasarkan suatu pernyataan (fakta) dasar yang bersifat umum serta menyimpulkan pengetahuan baru yang bersifat khusus.
Didalam penalaran deduktif terdapat empat macam silogisme, yaitu :
a. Silogisme Kategorial
b. Silogisme Hipotesis
c. Silogisme Alternatif
d. Silogisme Entimen
Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme ini disusun dalam dua proporsi (pernyataan) atau lebih dan sebuah konklusi (kesimpulan).

a. Silogisme Kategorial
Silogisme kategorial adalah silogisme yang semua proposisinya merupakan kategorial.
Contoh Silogisme kategorial :
 Semua tumbuhan membutuhkan air. (Premis Mayor)
 Akasia adalah tumbuhan (premis minor)
 Akasia membutuhkan air (Konklusi)
b. Silogisme Hipotetik
Silogisme hipotetik adalah argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi kategorik. Ada empat macam tipe silogisme hipotetik:

• Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent.
Contoh:
Jika tina sakit, saya tidak masuk sekolah.(mayor)
tina sakit.(minor)
tina tidak masuk sekolah (konklusi).

• Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika panas, ibu tidak ke pasar (mayor).
Ibu tidak ke pasar (minor).
Matahari telah terbenam (konklusi)

• Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent.
Contoh:
Jika politik  dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
Politik  tidak dilaksanakan dengan paksa.
Kegelisahan tidak akan timbul.

• Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh:
Jika saya tidak membayar uang SPP, pihak sekolah akan memanggil orang tua saya..
Pihak sekolah tidak memanggil orang tua saya.
Saya membayar uang SPP.

c. Silogisme Alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu
alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
Nenek umi berada di Bandung atau Bogor.
Nenek umi berada di Bandung.
Jadi, Nenek umi tidak berada di Bogor.

d. Silogis Entimen
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam tulisan maupun
lisan. Yang dikemukakan hanya premis minor dan kesimpulan. Contoh entimen:
• lia menerima hadiah pertama karena dia telah menang dalam sayembara itu.
• Anda telah memenangkan sayembara ini, karena itu Anda berhak menerima hadiahnya.

B.Kasus
Bank adalah lembaga intermediary yang mengintermediasi antara defisit unit (yang memerlukan dana) dan surplus unit (yang kelebihan dana). Begitu juga dengan bank syariah pada umumnya, ia sama fungsinya seperti bank konvensional dalam memainkan perannya untuk menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan ke pihak yang memerlukan uang untuk keperluan bisnis ataupun konsumtif. Bedanya di bank syariah segala transaksi yang dijalankan harus sesuai dengan prinsip dan nilai syariah yang berlaku yang telah ditetapkan Allah didalam Al-Quran, Al-Sunnah dan dalil-dalil lainnya. Sebagai lembaga intermediasi, pengelolaan likuiditas didalam manajemen perbankan konvensional dan perbankan syariah sangatlah urgent sekali. Dimana jikalau hal ini tidak dikelola dengan baik, maka bisa terjadi mismatch antara surplus unit dan defisit unit. Maka dari itu harus ada departemen khusus yang mengatur keluar masuknya dana sehingga tidak terjadi mismatch diantara kedua unit ini. Seagaimana kita ketahui, bisnis utama bank ini adalah bisnis kepercayaan, dimana ketika tidak ada lagi kepercayaan dari nasabah, maka tamat sudahlah riwayat bank tersebut. Seperti yang terjadi pada krisis keuangan Asia pada tahun 1997-1998, dimana para nasabah rush dan antri untuk mengambil uangnya di bank karena muncul isu dimana bank tidak mampu lagi membayar kembali uang nasabahnya. Untung Bank Indonesia sebagai the lender of the last resort mengambil perannya dan mengumumkan ke seluruh lapisan masyarakat bahwasanya dana mereka yang mereka letakkan di bank akan dijamin oleh Bank Indonesia dan bisa diambil kapanpun. Ketika hal ini didengar dan diketahui oleh nasabah, maka kejadian antri dan berdesak-desakkan untuk mengambil uang di bank menurun bahkan kembali normal seperti sedia kala.

C.Argumen
Paragraf diatas menggunakan penalaran deduktif. Hal itu bisa kita lihat karena gagasan pokok paragraf tersebut berada di awal kalimat. Berikut kalimat yang menjadi gagasan pokok pada paragraph tersebut :
Bank adalah lembaga intermediary yang mengintermediasi antara deficit unit (yang memerlukan dana) dan surplus unit (yang kelebihan dana)
Begitu juga dengan bank hidayah pada umumnya, ia sama fungsinya seperti bank konvensional dalam memainkan perannya untuk menyalurkan dana dari pihak yang kelebihan ke pihak yang memerlukan uang untuk keperluan bisnis ataupun konsumtif.
Bank hidayah dan Bank konvensional adalah adalah lembaga intermediary yang mengintermediasi antara deficit unit (yang memerlukan dana) dan surplus unit (yang kelebihan dana)

Penalaran deduktif tersebut menggunakan silogisme kategorial. Hal tersebut bisa kita lihat dari ciri-ciri silogisme kategorial yaitu :
(p ~ q) & (q~r) = r~ q
Keterangan :
p : kalimat pertama
q : kalimat kedua
r : konklusi (kesimpulan)
Penalaran deduktif dapat kita temukan disemua tulisan karena penulis lebih dominan menggunakan penalaran deduktif daripada penalran induktif. Membuat penalran deduktif relativ mudah karena kalimat umumnya ditulis di awal paragraf setelah itu kalimat khusus. Kalimat umum merupakan inti dari suatu paragraf, sedangkan kalimat khusus berfungsi sebagai penjelas dari kalimat umum.


Sumber :
wikipedia
http://yuumenulis.blogspot.com/2012/03/penalaran-deduktif.html
http://www.scribd.com/doc/32083714/Buku-Referensi-Metodologi-Penelitian-METODOLOGI-PENELITIAN-PADA-BIDANG-ILMU-KOMPUTER-DAN-TEKNOLOGI-INFORMASI
http://4rumslalu.blogspot.com/2011/12/penalaran-deduktif-matkulbahasa.html
Majalah Ekonomi Syariah Vol.10 No.8|2011M/1432H
http://broken-nose.blogspot.com/2013/03/softskill-minggu-ke-2-bahasa-indonesia-2.html
http://huartzimucz.blogspot.com/2013/03/tugas-2-bindonesia.html

Penalaran


Pengertian
Proses berpikir yang berdasarkan dari hasil pengamatan indera dan menghasilkan beberapa konsep dn pengertian. Berdasarkan pengamatan sejenis maka akan terbentuk proposisi-proposisi sejenis. Jika sebagian proposisi yang diketahui atau dianggap benar, maka orang akan menyimpulkan sebuah proposisi baru yang belum diketahui sebelumnya.

Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang lengkap dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Namun, dalam permasalahan kali ini, proposisi memiliki pengertian penyataan yang dapat dibuktikan benar atau salahnya.
Inferensi dan Implikasi
Inferensi adalah proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Sedangkan implikasi adalah merupakan akibatnya.
Wujud Evidensi
Semua fakta yang ada, dan dapat dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kejadian. Evidensi juga sering disebut sebangai bukti empiris.

Cara Menguji Data
Data adalah deskripsi dari suatu kejadian yang menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan.
Beberapa cara yang digunakan untuk pengujian data :
1        Observasi
2        Kesaksian
3        Autorisasi

Cara Menguji Fakta
Fakta adalah data yang terbukti dan telah menjdi suatu kenyataan.
Cara menguji apakah data yang di dapat merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Dari penilaian tersebut maka dapat dilanjutkan lagi dengan menggunakan fakta tersebut sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil.

Cara Menilai Autorisasi
1.      Untuk menilai suatu autoritas, dapat memilih beberapa pokok berikut :
Tidak Mengandung Prasangka
2.      Pengalam dan Pendidikan Autoritas
3.      Kemashuran dan Presite
4.      Khorensi Dengan Kemajuan


Sumber :
Seri Diktat Kuliah Bahasa Indonesia, Tri Wahyu R.N.
Argumentasi dan Narasi, Gorys Keraf
http://id.wikipedia.org/wiki/
http://zulfikararticle.blogspot.com/